Sebuah upaya memperbaiki diri

Gina Raasyidatus Sabiyla
4 min readMay 26, 2023
Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash

Hari ini, sekali lagi, dan sepertinya selalu begini.
Sholat tak pernah khusyuk, berdoa pun hanya lisan yang bergerak. Sampai-sampai rasanya tak layak ibadah ini dipersembahkan kepada Allah SWT.

Setiap hari, minimal 5 kali sehari, aku berucap “….. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam…”. Namun, kalau dilihat kembali, ya sholat seperti apa, ibadah seperti apa, hidupku di dunia yang seperti apa, dan kematian yang kelak seperti apa yang mau ku bawa ke hadapan Pemilik Alam Semesta ini?

Pernah terpikir, mungkin gak usah sholat aja kali ya, Ah… pasti ini sholatnya ga bakal diterima nih… toh kalau sholat masih terbawa hal-hal duniawi… Kadang terngiang lagu yang barusan didenger, tiba-tiba teringat hal-hal lucu yang lewat di sosmed, mulut gerak baca Al-Fatihah tapi otak mikir mau makan siang apa, banyak deh pokoknya.

Malu

Merasa tak pantas

Merasa bersalah

Pasti….

Namun, kalau dipikir-pikir, masih ada kok perasaan nggak enak kalau ninggal sholat, masih ada kok ketakutan kalau ketahuan ninggal sholat, masih ada kok rasa ingin masuk lubang rayap kalau ninggal sholat.

Terus, kalau dipikir-pikir terus, pikiran mending nggak sholat sama perasaan-perasaan bersalah itu datangnya dari mana? Mana yang dari egoku, mana yang dari Allah? Bukankah Allah Maha Membolak-balikkan Hati? Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang jadi keresahanku?

Dan hari ini teringat beberapa kata dari terjemahan Surat Al-Kahfi ayat 29, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu……”

QS. Al Kahfi (18): 29

Jadi, jawaban atas pertanyaan diatas itu, perasaan bersalah, gak enak, dst kalau ninggalin sholat datangnya dari mana, ya dari Allah, sedangkan pemikiran mending ga usah sholat, dari egoku sebagai manusia yang kesabarannya setipis tisu dibagi tujuh.

Terlebih lagi, aku jadi merasa wahhh, ayo perbaiki diri yok, sholat itu ibadah yang utama jangan sampai runtuh, cari cara cari cara……

And here we go……

Perbaiki niat

  • Niat karena Allah, sebagai rasa syukur karena diberi nikmat hidup. Allah saja yang Maha Besar juga Maha Bersyukur, apa aku yang lebih kecil dari sebutir debu ini tak mau bersyukur
  • Niat karena bisa jadi sholatku jadi pahala untuk orang tuaku, untuk guru-guruku, untuk teman-teman yang senantiasa mengingatkanku
  • Niat karena bisa jadi perantara mendoakan diri sendiri dan orang-orang berharga di sekitar, mau dikabulkan atau tidak, cepat atau lambat, yaudah lahh manut Yang Maha Kuasa saja

Perbaiki step-step sholat

  • Evaluasi cara wudhu, kalau wudhunya bener pasti sholatnya bener
  • Evaluasi tiap rukun, gerakannya, sudah tuma’ninah atau belum, kebanyakan salahnya dimana, don’t rush! harus lebih fokus lagi!!!
  • Pahami apa yang dibaca ketika sholat, berusaha menyinkronkan bacaan dibibir dengan isi pikiran di otak, dan juga narasi yang ada di hati. Ini paling berat btw, jadi banyak-banyak minta ke Allah supaya ditetapkan hati, pikiran, dan fisik untuk fokus!!!

Cari cara supaya menghayati dzikir

Yap! kadang habis sholat langsung lari, sekarang berusaha enggak lagi. Caranya, pasang magnet di sajadah!!! Magnetnya apa? Dosa, Kefasikan, Kekhilafan, dan Kebutuhan.
Aku masih banyak dosa, masih punya catatan berbuat fasik, senantiasa khilaf, tapi selain itu juga butuh bimbingan, ampunan, dan ketenangan. Kalau nggak minta gimana lagi?
Nah, caranya biar dzikir itu lebih menghayati, bukan cuma komat-kamit, selain paham arti bacaannya, juga tanamkan di pikiran perbuatan-perbuatan yang pernah dilakukan yang berlawanan dengan sifat Allah.

Contoh :

Subhanallah — Maha Suci Allah

  • Maha Suci Allah yang tak pernah ada keluputan satu pun melekat pada-Nya
  • Maha Suci Allah yang tak pernah lalai dalam mengurus makhluk-Nya
  • Maha Suci Allah yang terlepas dari segala sifat yang menyerupai ciptaan-Nya
  • Maha Suci Allah yang tidak pernah melepas pandangan terhadap hamba-Nya

Alhamdulillah — Segala Puji Bagi Allah

  • Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kelimpahan waktu — yang mana aku malah menyia-nyiakan
  • Segala puji bagi Allah yang telah memfungsikan indera tubuhku dengan sempurna — yang mana telah aku gunakan dalam hal yang tak Kau sukai
  • Segala puji bagi Allah yang telah membuatku bergelimang rezeki — yang mana lebih aku agungkan rezeki itu dibandingkan dengan kehadiranMu

Allahu Akbar — Allah Maha Besar

  • Allah yang Maha Besar Dzat-Nya, Allah yang Maha Besar Murka-Nya, namun Kasih Sayang Allah jauh lebih besar dibanding segalanya, Allah yang Maha Besar Pengetahuan-Nya
  • Maha besar Allah dengan segala keindahan-Nya — tapi dengan sengaja aku memuja keindahan makhluk-Mu
  • Maha besar Allah dengan segala kekuatan dan kekuasaan-Nya — tapi dengan yakinnya aku bersandar pada kekuatan dan kekuasaan selain Engkau

Terakhir, tulisan ini tujuannya sebagai pengingat ke diriku sendiri di kala aku lalai kedepannya, aku pernah ada di masa-masa rapuh dan butuh tempat bersandar disaat aku tidak bisa bersandar kepada manusia. Dan, entah kenapa pasti masa-masa itulah masa yang paling aku sukai dan akan selalu aku rindukan.

--

--