Benih
Happy birthday to someone whose face always comes to my mind when I ask, “…O Allah please forgive my friends’s sin…”
I’m not typically someone who likes to celebrate a birthday, but this one is an exception.
2016
Pertama kali ke Surabaya untuk kuliah dan tahu ada orang namanya Faizah, mirip nama kakakku. Sepanjang kuliah dari mahasiswa baru hingga jadi mahasiswa tingkat 2, tidak pernah terpikir kalau aku bakal get really close to her.
2018
Entah kenapa, mungkin memang jalan dari Allah, banyak momentum yang mau nggak mau harus sama Faizah. Paling ingat ya pendaftaran LKMM TM sama satu kelompok praktikum Ekologi. Kalau diingat-ingat, keduanya momentum gila yang menguras tenaga dan emosi. Hahahaha
Nah, berawal dari situ.
Proses mengenal Faizah dimulai. Kalau biasanya kan mengenal itu ditunjukkan yang baik-baik ya…, tapi ini agak beda. Kita mengenal dari mengetahui bentuk aneh satu sama lain. Dari mulai bangun tidur, ketiduran pas pelatihan, keringetan, kondisi segar bugar habis mandi, mode marah-marah ke kelompok praktikum, mode ghibah, mode nyinyir, mode melankolis, mode gupuh, pokoknya gitu deh.
Terus, keterusan sampe sama-sama ngerjain TA di laboratorium Zoologi. Tempat yang adem, enak buat kumpul-kumpul, nah Faizah ini temen yang seru deh kalau diajak bikin hal-hal seru. Sering makan bareng, bahkan dari pagi ketemu di lab, udah ada rencana mau makan malam apa. Hahahaha
Faizah sama kayak kakakku, first born daughter.
Jadi sudah pasti dia strong, but not always strong, she is also (a little bit) vulnerable inside
Dia nggak bisa diatur, tapi dia bisa mengatur dirinya sendiri dengan baik
Dia teguh (namanya Faizah bukan teguh yaa), keras kepala, pekerja keras, teliti, rajin, disiplin, meskipun males-malesan, percayalah itu bagian dari kedisiplinannya
Dia enak diajak bercanda, pokok haha hihi terus lah
Dia suka menolong dan jarang minta tolong (typical independent strong woman yaaa)
-yah, itu short review teman-
Wah, kalau dipikir-pikir ternyata kebersamaan kita singkat ya. Mulai dipaksa berpisah oleh Covid-19, bahkan sebelum wisuda.
Tapi anehnya, bekasnya tetep tertinggal. Seolah ya waktu itu kita cuma nanem benih dan sekarang udah tumbuh, mungkin sudah kokoh, dan semoga ga akan lapuk.
Dan sekarang, Faizah memasuki usia yang kata orang Quarter of Life (don’t need to put crisis), yang aku udah lebih duluan. Rasanya gimana? Enggak ada rasanya zah, sama aja. Pokok jalani apa yang udah kamu rencanakan, selebihnya udah diatur sama Allah. Percaya. Yakin. Kamu yang terbaik.
I’m sorry for not having a single picture with you
Thank you for being the one I can rely on
From the bottom of my heart, I’m so grateful for our friendship and the precious memories we have made and so on.
You’re strong, you’re great, you’re antifragile, you know well where to put your shoes
I hope Allah will always protect you every time you face obstacles and guide you to the right path
Sampai ketemu ketika aku bisa bungkus kado tanpa solasi ya….